Sunday, May 26, 2019

Dibuang Sayang

Halloha, Journey!
Hari ini gue bakalan update kejadian yang sudah gue alami seminggu yang lalu. Which is harusnya gue update setiap awal minggu, hari Senin misalnya. Tapi karena gue orangnya nggak terjadwal banget ya jadilah seperti ini. Ndak tentu. Wuehehehehe....

Okay, jadi gue baru aja selesai USBN (Ujian Sekolah Berbasis Nasional). Dan hari Senin depan gue udah harus siap-siap sama UKK. Gila, gue udah bener-bener ngerasa stres dan depresi banget gitu harus struggle terus sama pelajaran. Dan lo tahu, nggak? Gue sekolah di SMK dan gue ngambil jurusan AKUNTANSI. AKUNTANSI, coy. Sekali lagi, ah. AKUNTANSI, CUY!

Makin kesini tuh gue semakin ngerasa kalau belajar itu nggak perlu. Belajar yang gue maksud adalah belajar yang bener-bener gue ngehapalin rumus dan setiap kata yang ada di buku pelajaran gue. Sebenarnya dulu ketika gue memilih jurusan akuntansi, gue sempet nggak yakin gitu. Karena, gue udah tahu bahwasanya jurusan akuntansi itu bikin mumet. Cuman, gue tahu kalau di dalam kehidupan tuh kita sangat erat banget bersinggungan dengan prinsip akuntansi. Dan gue rasa ilmu akuntansi yang gue dapatkan itu akan berguna untuk kedepannya. Entah untuk pekerjaan gue atau untuk gue terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Atas dasar pertimbangan itulah, gue akhirnya memilih jurusan akuntansi.

Akan tetapi..
Ternyata gue salah. Ekspetasi gue ketika gue masuk SMK adalah gue akan bener-bener dikasih pelajaran mengenai jurusan gue dengan lebih serius gitu. Di dalam konteks gue ya tentu saja gue harusnya terus dikasih materi mengenai akuntansi. Ekspetasi gue adalah nanti gue akan belajar akuntansi dengan sistem seperti les. Menyenangkan dan mempelajari tiap materinya mulai yang mendasar sampai yang complicated.

Namun, gue lumayan shock ketika ternyata mata pelajaran biasa juga tetap ada di SMK. (Sejarah, Matematika, Bahasa Inggris, dan kawan-kawannya).
Kalau yang satu itu gue bukan kaget sebener-benernya kaget. Gue tahu kalau memang selain akuntansi, pelajaran yang biasa memang tetap ada. Namun, yang gue nggak tahu adalah pelajaran lain itu frekuensinya sama dengan pelajaran akuntansi yang gue dapet di sekolah. Which is menurut gue seharusnya gue lebih banyak mendapat pelajaran akuntansi dibandingkan pelajaran regular. Tapi, ternyata pelajaran regular itu juga menyita waktu sefrekuensi dengan akuntansi.

Jadi, gue tuh ngerasanya ilmu akuntansi yang gue dapetin itu nguap. Nguap gitu aja. Ketika gue mulai enjoy sama materi persamaan dasar akuntansi, gue ternyata dapet tugas dari pelajaran Sejarah untuk membuat laporan mengenai Sejarah PKI yang pernah ada di Indonesia. Mau nggak mau, otak bercabang. Dan yang gue tahu, cabang di otak gue terbatas.

I mean, ini kan Sekolah Menengah Kejuruan, ya? Jadi, bukankah fokus yang ditekankan adalah pelajaran terkait jurusan yang diambil? Akuntansi ya difokusin akuntansi. Tata Boga ya difokusin masak. Dan lain-lain. Praktik pelaksanaan SMK ternyata tidak sesuai dengan definisnya.

Gue lebih milih puyeng sama pelajaran akuntansi tiap hari daripada puyeng campur aduk kayak gini. I mean, setidaknya kepuyengan gue itu berfokus pada satu subyek saja. Jadi, gue punya alasan untuk puyeng dengan jelas. Tidak seperti ini! Lagi pula kan memang tujuan gue adalah paham tentang akuntansi, ya? Dan gue sadar bahwa kemampuan ingatan otak gue terbatas. Kalau belajar nggak gue ulang sendiri lebih dari 2 kali, gue tetap nggak akan paham sama tuh pelajaran. Masalahnya adalah, gue nggak punya waktu untuk mengulang pelajaran akuntansi karena lebih sering bentrok untuk mengerjakan PR dari pelajaran lain. Huhuhuhu...

Kalau misalnya pelajaran regularnya itu hanya Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia saja gue rasa gue nggak akan terlalu pusing. Dan seharusnya tetep akuntansi yang menjadi topik utama pelajaran selama 3 tahun.
Lah ini? semua ada. Seni Budaya, Bahasa Jawa, Pend, Agama, Pend, Kewarganegaraan, Penjasorkes. Belum lagi akuntansinya, Manufaktur, Akuntansi Keuangan, Administrasi Pajak, MYOB, dan lainnya.

Seharusnya pelajaran regular itu tidak terlalu menuntut. Seenggaknya agak pasif lah, gitu. Biar yang menonjol si materi jurusan ini. Itu menurut pikiran gue, sih.

Any opinion?

No comments:

Post a Comment

Kebisingan dalam Sunyi

 Halloha Journey! Sudah lama tidak curhat di sini. Jadi, langsung ingin curhat saja. Jadi, beberapa hari ini aku lagi suka nonton Jurnalrisa...