Showing posts with label NYAMPAH. Show all posts
Showing posts with label NYAMPAH. Show all posts

Tuesday, July 18, 2023

Ketakutan

 

Selasa, 18 Juli 2023

Hari dimana aku dan ibuku hanya di rumah saja. Sudah terhitung hampir 2 tahun sejak aku keluar dari pekerjaanku sebagai admin online shop dan aku masih belum berniat untuk mencari pekerjaan, begitu pula ibuku. Entah apa yang membuat kami berdua jadi begitu takut untuk mencari pekerjaan.

Sungguh bukan seperti ibuku yang biasanya. Aku juga bahkan tidak mengerti kepada diriku sendiri yang tidak jelas seperti ini.

Tentu saja aku tau kalau aku tidak seharusnya berlama lama menunda mencari pekerjaan dan harus keluar dari zona nyaman ini. Tapi, bahkan aku sangat bingung mengapa diriku menjadi seperti ini.

Kurasa semua bermula dari saat wabah CORONA menyerang.Walaupun sebenarnya setelah dipikirkan lagi, sebenarnya tidak ada yang benar-benar terenggut dari wabah tersebut.

Maksutku, bahkan aku masih bersama ibuku. Aku sudah kehilangan nenekku sebelum ada wabah ini, jadi aku tidak seperti keluarga lain yang mungkin shock disaat keluarga mereka meninggal sebab wabah tersebut. Ku rasa jika situasinya aku kehilangan nenekku dengan cara beliau terkena wabah tersebut, mungkin bahkan aku sendiri sudah pasti ikut pergi saking takutnya aku pada situasi wabah kemarin.

Aku juga bahkan tak di PHK ataupun kehilangan pekerjaan saat itu. Aku tetap berangkat bekerja setiap harinya seperti biasanya walaupun tentu saja jadi harus mematuhi protokol kesehatan yang ada karena wabah tersebut. Lalu, apa yang sebenarnya membuatku takut saat itu?

Aku jadi ingat momen dimana aku sedang menonton televisi dan juga tengah melihat sosial media di kala setelah pulang dari bekerja. Aku ingat sedang meminum minuman yang mengandung vitamin C dengan rasa yang begitu kecut. Saat aku sedang scrolling, aku melihat keadaan di supermarket yang tengah kacau balau sebab para pembeli di sana berlomba-lomba untuk membeli minuman susu Bear Brand yang konon katanya dapat menjadi antibodi yang ampuh dari virus saat itu.

Mereka berebut bahkan sampai ada yang terjatuh saking takutnya tidak kebagian minuman susu tersebut. Setelah melihat video itu, entah mengapa ada rasa takut yang menjalar dari dalam diriku. Dengan perasaan yang begitu gugup, aku meminum lagi minuman rasa jerukku tadi berharap rasa gugup yang kurasakan akan menghilang. Namun, alih-alih rasa gugup menghilang, justru yang terjadi malah kegugupan itu semakin nyata kurasakan didadaku dengan jantung yang begitu berdebar, cepat, menyesakkan.

Kedua tanganku tiba-tiba seperti diarungi aliran listrik dari arah dadaku menuju ujung jari-jariku. Kegugupan tersebut membuatku berjalan menuju keluar rumah dan merasa panik karena entah apa. Yang jelas yang ada di kepalaku saat itu hanyalah aku takut. Takut mati.

 

Saturday, September 26, 2020

Nemu di galeri

 Jadi, tulisan ini dibikin tgl 09 Juni 2019 tapi baru aing posting sekarang. huehehehehhe


Happy Ied Al-Fitr

Taqabbalallahu mina wa minkum!

Jadi, hari ini gue lagi-lagi mau ngeluh berat. Dan gue kepengen ngadu kalau beberapa dari kita setelah lebaran itu rata-rata pada sakit. Ada yang bilang gara-gara kebanyakan kue, gara-gara kebanyakan keliling dan makan. Dan banyak alasan lain yang menyudutkan para manusia yang sedang sakit setelah lebaran.

Gue pun yang biasanya setelah lebaran tuh seger buger dan tambah gemuk, tahun ini gue mesti sakit. Nggak tahu deh jelasnya karena apa. Kalau gue pikir-pikir lagi sih gue ketularan sama Ibu. Jadi, kronologinya begini, Ibu ku tuh dari malam takbiran udah bilang kalau tenggorokannya sakit. Panas dalam gitu, lah.

Alhasil malam takbiran gue habiskan dengan ngerokin ibu dan mijetin ibu sampai beliau tertidur pulas. Boring, sih. Tapi sebagai putri yang baik ya saya mengurus beliau. Terus hari pertama lebaran pun ibuku masih lumayan sakit gitu tapi beliau tahan sebisa mungkin karena musti otw.

Nah, hari lebaran kedua, sehabis Dzuhur, ibuku tepar nggak kuat. Alhasil karena gabut, ku habiskan setengah hari itu dengan ngemil apapun yang bisa gue mil *apadeh. Dan karena saya maruk, segala apa yang ada di rumah kucobain. Mulai dari mie gelas sampai gue bikin pop ice. Lalu, dengan kemarukanku, berakibatlah aku yang mulai bilang sama ibu, “Bu, kok tenggorokanku sakit, ya?”

Karma tak terbaca. Lebaran H+3 aku sakit. Biasanya kalau udah panas dalam pasti akan diikuti dengan demam dan batuk, pilek. Jadi, H+3 lebaran bener-bener kuhabiskan dengan ‘mati’ di rumah dan diurusin sama Ibu. Hari itu aku lumayan stres gitu, panik gegara H+4 udah mulai masuk kerja. Dan eyke nggak mau dong cuti. Jadi, disehat-sehatin sendirilah.

Alhamdulillah masih pilek dan batuk. Kalau aku sih ketika sakit itu yang penting badanku kagak meriang. Kalau cuman batuk sama pilek aku masih bisa handle. Tapi kalau meriang tu nggak enaknya nyerang sampai kinerja otak. Rasanya nggak bisa mikir dengan baik. Fokus otak hanya ke badan doang, gimana cara nyesuaiin suhu. Kan nggak enak bats.

Jadi, hari Sabtu aku sudah berangkat kerja. Dan dengan bahagianya (kampretnya), aku malah haid. Sungguh, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan? Dengan kepala serasa diiket dan badan agak meriang, aku survive supaya bisa kerja sampai sore. Alhamdulillah, otak nyampe digunakan kerja sampai sore.

Rencananya, hari Minggu itu akan kugunakan untuk ‘mati’ (lagi) di rumah. Karena badanku rasanya beneran kekuras gitu gara-gara sakit dua hari itu. Namun, ketika malam minggu, kawan baikku mengajak pergi lihat kembarannya (lumba-lumba). Sebenernya, aku juga kepengen banget sampe kebawa mimpi gitu pengen lihat lumba-lumba.

Jadi, ketika aku diajak sama kawanku ini, awalnya aku nolak dong *nggak nyambung. Capek bats sih aing. Namun dengan negosiasi ringan dan keputusan yang menggiurkan untukku (karena mau ditraktir makan). Akhirnya aku mengiyakan untuk nonton lumba-lumba.

Hati tenang dan senang. Tidur nyenyak dan menunggu hari Minggu tiba. Tidak ada firasat apa-apa. Hari Minggu tiba, namun, ketika mulai bangun tidur, kepala serasa berat, tangan nggak sengaja nyentuh hidung dan.... basah. Dan.... merah.

            Mampus. Mimisan.

Nggak panik, sih. Cuman langsung teriak bangunin Ibu dan minta tolong untuk metikin daun sirih di depan rumah. Huehehehehehe. Ya panik, dong! Orang udah lama banget kagak mimisan. Eh, mimisan lagi. Berkah lebaran dah.

Nggak kunjung mampet idung aing. Dari Subuh sampai jam 7-an masih begitu terus. Meler. Merah. Daun sirih penuh darah. Ganti baru. Meler lagi. Ampe lemes. Alhasil kagak pergi kemana-mana aku hari Minggu ini. Alhamdulillah tubuhku kekuras.

            Aku seriusan lemes.

So, yah. Itu curhatan menjijikkanku hari Minggu ini. Aku tahu kagak ada yang bisa dipetik dari cerita ini. Karena memang tujuannya hanya untuk nyampah dan cerita dan membuat memori.

            Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

            HAVE A NICE WEEKEND. AND ENJOY THE MOMENT OF LIFE!

           

Sunday, August 25, 2019

Nanda Being Herself


Halloha Journey!


Sebenarnya gue selalu bingung bagaimana seharusnya gue menulis untuk mengawali blog gue, karena gue orangnya paling nggak bisa untuk basa-basi dan nyari topik yang bagus. Meskipun hanya sekedar gue nulis blog. Karena, gue memang tipe orang yang nggak terlalu suka bercerita.

Sedari gue masih kecil (baca:piyik), ketika gue berkumpul bersama teman-teman sekolah, gue termasuk tipe manusia yang lebih banyak mendengarkan dan merespon sekenanya dan sedikit sekali bercerita (baca: figuran).

Kalau ibarat main film, gue hanya akan jadi tokoh sampingan. Yang munculnya sebentar dan dialognya nggak penting. Pasti kalau kalian tahu, gue orang yang pendiam banget. Bagaimana gue bersikap ketika bersama teman-teman gue dan apa saja yang gue bahas ketika bersama teman-teman gue hampir-hampir nggak ada arti yang mendalam. Just do our business and then finish.
Gue baru menyadari itu belakangan ini.

Kebanyakan orang yang lagi sama gue pasti kekurangan topik pembicaraan dan akan garing nggak tahu mau ngapain. Maka dari itu, entah kenapa gue hanya bisa mudah akrab dengan orang yang intensitas bicaranya lebih banyak dari gue. Coz, orang itulah yang akan memulai topik pembicaraan. Kalau gue ketemunya sama orang yang sama pendiamnya dengan gue, akan jadi.................... *krik *krik.

That's why, gue tidak memiliki circle pertemanan yang luas seperti kebanyakan orang. Teman yang benar-benar gue anggap teman bahkan bisa dihitung hanya dengan jari. Dan orang yang kenal sama gua pun nggak sebegitu banyak. 


Karena gue begitu pendiam dan tidak pintar showing my exspression, gue sulit sekali mendapatkan teman dan bergabung di lingkungan baru. Gue nggak tahu apakah gue mengidap anxiety atau apa. Tapi gue bener-bener tahu ada yang berbeda sama diri gue dengan kebanyakan orang lain. Dan masalahnya gue nggak tahu apa sebenarnya itu.

Kadang-kadang gue mikir, "Mereka tahu nggak, sih? Kalau gue ini memang berbeda dan perlu pendekatan yang berbeda. Tidak seperti kebanyakan orang." Ketika berada di suatu circle, kadang gue merasa gue bisa speak up, tapi entah kenapa pada akhirnya gue menjadi silent dan membiarkan pertemuan tadi let go gitu aja tanpa arti. 

Gue sempet mikir, apakah gue kurang love self dan nggak confident sama diri gue. Karena gue sadar kalau kadang gue berbicara "dengan menjadi orang lain" alias gue nggak menjad diri gue sendiri. Tapi entah kenapa kalau gue udah confident gitu, ya memang berhasil. Akan tetapi karena gue itu paling nggak bisa terlalu showing expression, energi gue rasanya terserap banyak. Kadang kalau habis berbaur sama orang banyak gitu gue sangat perlu diem di kamar dan nggak ngomong selama semalaman, itupun kadang rasanya charging gue terasa kurang. Dan masi lemes pagi harinya.

Biasanya hal kayak gitu disebut introvert. But, i'm feeling that my problem is more than just introvert. Its bigger than that.

Banyak sekali orang yang salah paham dengan gue pada awal pertemuan. Kebanyakan dari mereka mengira gue itu sombong. Gue melirik dengan mata yang tajam. And others.

I just want to say that gue nggak bermaksud untuk bersikap seperti itu. Memang, ekspresi gue sedatar dan sekeras itu sampai orang-orang pada salah paham sama gue. Gue nggak bisa menyalahkan mereka karena mereka memang nggak tahu bagaimana dirikuuuuuuuuuuuuuu.

Terus kalau ada yang merasa gue orangnya nggak asik, hehehhe... itu emang bawaan dari lahir. 
Tapi bukan berarti gue nggak bisa curhat dan bercerita panjang lebar. Kadang kalau bertemu sama orang baru yang nyambung sama gue, gue juga bisa cerewet dan terlihat seperti ekstrovert. Sayangnya, yang bisa nyambung dan paham sama kepribadian gue hanya sedikit. Eheee..

Gue itu kadang-kadang nggak suka sama orang-orang yang terlalu haha-hihi dan ngejokes nggak jelas. Padahal gue sendiri kadang kalau udah ketawa gitu kerasnya minta ampun dan jokes gue receh banget. Tapi gue akan begitu dan jadi diri sendiri hanya ketika sedang bareng sama orang-orang di circle gue sendiri. Kalau udah di circle baru, gue akan diem cep dan i'm like...
Damn, can i go out now?!

Iya, gua tahu kalau harus merubah diri. Masak iya akan terus seperti ini? 
Tapi ketahuilah, bagaimana otak dan hati saya bekerja.
Sangat bertolak belakang...........
Jadi, memang perlu waktu dan bener-bener harus dimulai dari hal yang terkecil.

Sebenarnya gue suka sekali meng-explore orang lain. I mean, melihat kepribadian dan bagaimana mereka bertingkah laku. Sangat seru. 
Kadang hal-hal yang gue explore terlalu mendetail dan melupakan hal yang penting. Maka dari itu kadang gue perhatian dengan hal nggak penting dan melupakan hal lain yang penting.

Because, my brain is too much thinking... *apaan sih
Otak gue kebanyakan mendem perasaan yang nggak bisa diekspresikan. Jadi, gue sulit mikir. Tapi, kalau gue udah di-notice, gue akan selalu inget dan nggak akan gue lupain.

Tahu, nggak? Bahkan ketika gue membaca ulang dari atas, gue tahu tulisan gue sangat terlalu random dan nggak nyambung. Jadi, ya bisa kalian nilai sendiri bagaimana kepribadian gue dari tulisan gue, bagaimana kelakukan gue sehari-hari...

Aku hanya mau bilang, bagaimanapun orang itu, mohon hargailah.
Kadang-kadang mereka punya suatu hal tersembunyi dari diri mereka.
Kamu nggak pernah tahu, apakah kamu sudah menyentuh hal tersembunyi itu.
Dan kamu juga nggak tahu, apakah yang kamu lakukan melukai hal tersembunyi itu atau tidak.

Jadi, tolong... Notice me berulang kali nggakpapa. 
Tapi dengan cara yang tidak menyakiti.

Karena sesuatu yang di dalamnya sudah keras, kalau lebih dikeraskan lagi, hanya akan hancur.
Karena berbeda orang, beda juga cara mereka bisa menyadarinya.

Dan aku, termasuk seseorang yang di dalamnya sudah keras.
Tapi kulitnya sangat rapuh....



NGGAK PENTING SIH TAPI MAKASI UDAH MO BACA.

Sekian.


OUT OF TOPIC
My black kitten Osju (Oscar Junior)
 I've lost my Oscar a month ago and my mom found this kitten that looks like Oscar. That's way, i give name Osju to this kitten.

This is Mocca. SHE'S BEING A MOM NOW WITH 4 CHILDREN. wkwkwk...



Me : SO FUCK*N WITH MY PERSONALITY



Sunday, May 26, 2019

Dibuang Sayang

Halloha, Journey!
Hari ini gue bakalan update kejadian yang sudah gue alami seminggu yang lalu. Which is harusnya gue update setiap awal minggu, hari Senin misalnya. Tapi karena gue orangnya nggak terjadwal banget ya jadilah seperti ini. Ndak tentu. Wuehehehehe....

Okay, jadi gue baru aja selesai USBN (Ujian Sekolah Berbasis Nasional). Dan hari Senin depan gue udah harus siap-siap sama UKK. Gila, gue udah bener-bener ngerasa stres dan depresi banget gitu harus struggle terus sama pelajaran. Dan lo tahu, nggak? Gue sekolah di SMK dan gue ngambil jurusan AKUNTANSI. AKUNTANSI, coy. Sekali lagi, ah. AKUNTANSI, CUY!

Makin kesini tuh gue semakin ngerasa kalau belajar itu nggak perlu. Belajar yang gue maksud adalah belajar yang bener-bener gue ngehapalin rumus dan setiap kata yang ada di buku pelajaran gue. Sebenarnya dulu ketika gue memilih jurusan akuntansi, gue sempet nggak yakin gitu. Karena, gue udah tahu bahwasanya jurusan akuntansi itu bikin mumet. Cuman, gue tahu kalau di dalam kehidupan tuh kita sangat erat banget bersinggungan dengan prinsip akuntansi. Dan gue rasa ilmu akuntansi yang gue dapatkan itu akan berguna untuk kedepannya. Entah untuk pekerjaan gue atau untuk gue terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Atas dasar pertimbangan itulah, gue akhirnya memilih jurusan akuntansi.

Akan tetapi..
Ternyata gue salah. Ekspetasi gue ketika gue masuk SMK adalah gue akan bener-bener dikasih pelajaran mengenai jurusan gue dengan lebih serius gitu. Di dalam konteks gue ya tentu saja gue harusnya terus dikasih materi mengenai akuntansi. Ekspetasi gue adalah nanti gue akan belajar akuntansi dengan sistem seperti les. Menyenangkan dan mempelajari tiap materinya mulai yang mendasar sampai yang complicated.

Namun, gue lumayan shock ketika ternyata mata pelajaran biasa juga tetap ada di SMK. (Sejarah, Matematika, Bahasa Inggris, dan kawan-kawannya).
Kalau yang satu itu gue bukan kaget sebener-benernya kaget. Gue tahu kalau memang selain akuntansi, pelajaran yang biasa memang tetap ada. Namun, yang gue nggak tahu adalah pelajaran lain itu frekuensinya sama dengan pelajaran akuntansi yang gue dapet di sekolah. Which is menurut gue seharusnya gue lebih banyak mendapat pelajaran akuntansi dibandingkan pelajaran regular. Tapi, ternyata pelajaran regular itu juga menyita waktu sefrekuensi dengan akuntansi.

Jadi, gue tuh ngerasanya ilmu akuntansi yang gue dapetin itu nguap. Nguap gitu aja. Ketika gue mulai enjoy sama materi persamaan dasar akuntansi, gue ternyata dapet tugas dari pelajaran Sejarah untuk membuat laporan mengenai Sejarah PKI yang pernah ada di Indonesia. Mau nggak mau, otak bercabang. Dan yang gue tahu, cabang di otak gue terbatas.

I mean, ini kan Sekolah Menengah Kejuruan, ya? Jadi, bukankah fokus yang ditekankan adalah pelajaran terkait jurusan yang diambil? Akuntansi ya difokusin akuntansi. Tata Boga ya difokusin masak. Dan lain-lain. Praktik pelaksanaan SMK ternyata tidak sesuai dengan definisnya.

Gue lebih milih puyeng sama pelajaran akuntansi tiap hari daripada puyeng campur aduk kayak gini. I mean, setidaknya kepuyengan gue itu berfokus pada satu subyek saja. Jadi, gue punya alasan untuk puyeng dengan jelas. Tidak seperti ini! Lagi pula kan memang tujuan gue adalah paham tentang akuntansi, ya? Dan gue sadar bahwa kemampuan ingatan otak gue terbatas. Kalau belajar nggak gue ulang sendiri lebih dari 2 kali, gue tetap nggak akan paham sama tuh pelajaran. Masalahnya adalah, gue nggak punya waktu untuk mengulang pelajaran akuntansi karena lebih sering bentrok untuk mengerjakan PR dari pelajaran lain. Huhuhuhu...

Kalau misalnya pelajaran regularnya itu hanya Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia saja gue rasa gue nggak akan terlalu pusing. Dan seharusnya tetep akuntansi yang menjadi topik utama pelajaran selama 3 tahun.
Lah ini? semua ada. Seni Budaya, Bahasa Jawa, Pend, Agama, Pend, Kewarganegaraan, Penjasorkes. Belum lagi akuntansinya, Manufaktur, Akuntansi Keuangan, Administrasi Pajak, MYOB, dan lainnya.

Seharusnya pelajaran regular itu tidak terlalu menuntut. Seenggaknya agak pasif lah, gitu. Biar yang menonjol si materi jurusan ini. Itu menurut pikiran gue, sih.

Any opinion?

Kebisingan dalam Sunyi

 Halloha Journey! Sudah lama tidak curhat di sini. Jadi, langsung ingin curhat saja. Jadi, beberapa hari ini aku lagi suka nonton Jurnalrisa...