Halloha,
Journey!
Hari ini
gue bakalan update kejadian yang sudah gue alami seminggu yang lalu. Which is
harusnya gue update setiap awal minggu, hari Senin misalnya. Tapi karena gue
orangnya nggak terjadwal banget ya jadilah seperti ini. Ndak tentu. Wuehehehehe....
Okay,
jadi gue baru aja selesai USBN (Ujian Sekolah Berbasis Nasional). Dan hari
Senin depan gue udah harus siap-siap sama UKK. Gila, gue udah bener-bener
ngerasa stres dan depresi banget gitu harus struggle terus sama pelajaran. Dan
lo tahu, nggak? Gue sekolah di SMK dan gue ngambil jurusan AKUNTANSI.
AKUNTANSI, coy. Sekali lagi, ah. AKUNTANSI, CUY!
Makin
kesini tuh gue semakin ngerasa kalau belajar itu nggak perlu. Belajar yang gue
maksud adalah belajar yang bener-bener gue ngehapalin rumus dan setiap kata
yang ada di buku pelajaran gue. Sebenarnya dulu ketika gue memilih jurusan
akuntansi, gue sempet nggak yakin gitu. Karena, gue udah tahu bahwasanya
jurusan akuntansi itu bikin mumet. Cuman, gue tahu kalau di dalam kehidupan tuh
kita sangat erat banget bersinggungan dengan prinsip akuntansi. Dan gue rasa
ilmu akuntansi yang gue dapatkan itu akan berguna untuk kedepannya. Entah untuk
pekerjaan gue atau untuk gue terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dasar
pertimbangan itulah, gue akhirnya memilih jurusan akuntansi.
Akan
tetapi..
Ternyata
gue salah. Ekspetasi gue ketika gue masuk SMK adalah gue akan bener-bener
dikasih pelajaran mengenai jurusan gue dengan lebih serius gitu. Di dalam
konteks gue ya tentu saja gue harusnya terus dikasih materi mengenai akuntansi.
Ekspetasi gue adalah nanti gue akan belajar akuntansi dengan sistem seperti
les. Menyenangkan dan mempelajari tiap materinya mulai yang mendasar sampai
yang complicated.
Namun,
gue lumayan shock ketika ternyata mata pelajaran biasa juga tetap ada di SMK.
(Sejarah, Matematika, Bahasa Inggris, dan kawan-kawannya).
Kalau
yang satu itu gue bukan kaget sebener-benernya kaget. Gue tahu kalau memang
selain akuntansi, pelajaran yang biasa memang tetap ada. Namun, yang gue nggak
tahu adalah pelajaran lain itu frekuensinya sama dengan pelajaran akuntansi
yang gue dapet di sekolah. Which is menurut gue seharusnya gue lebih banyak
mendapat pelajaran akuntansi dibandingkan pelajaran regular. Tapi, ternyata
pelajaran regular itu juga menyita waktu sefrekuensi dengan akuntansi.
Jadi,
gue tuh ngerasanya ilmu akuntansi yang gue dapetin itu nguap. Nguap gitu aja.
Ketika gue mulai enjoy sama materi persamaan dasar akuntansi, gue ternyata
dapet tugas dari pelajaran Sejarah untuk membuat laporan mengenai Sejarah PKI
yang pernah ada di Indonesia. Mau nggak mau, otak bercabang. Dan yang gue tahu,
cabang di otak gue terbatas.
I mean,
ini kan Sekolah Menengah Kejuruan, ya? Jadi, bukankah fokus yang ditekankan
adalah pelajaran terkait jurusan yang diambil? Akuntansi ya difokusin
akuntansi. Tata Boga ya difokusin masak. Dan lain-lain. Praktik pelaksanaan SMK
ternyata tidak sesuai dengan definisnya.
Gue
lebih milih puyeng sama pelajaran akuntansi tiap hari daripada puyeng campur
aduk kayak gini. I mean, setidaknya kepuyengan gue itu berfokus pada satu
subyek saja. Jadi, gue punya alasan untuk puyeng dengan jelas. Tidak seperti
ini! Lagi pula kan memang tujuan gue adalah paham tentang akuntansi, ya? Dan gue
sadar bahwa kemampuan ingatan otak gue terbatas. Kalau belajar nggak gue ulang
sendiri lebih dari 2 kali, gue tetap nggak akan paham sama tuh pelajaran.
Masalahnya adalah, gue nggak punya waktu untuk mengulang pelajaran akuntansi
karena lebih sering bentrok untuk mengerjakan PR dari pelajaran lain.
Huhuhuhu...
Kalau
misalnya pelajaran regularnya itu hanya Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa
Indonesia saja gue rasa gue nggak akan terlalu pusing. Dan seharusnya tetep
akuntansi yang menjadi topik utama pelajaran selama 3 tahun.
Lah ini?
semua ada. Seni Budaya, Bahasa Jawa, Pend, Agama, Pend, Kewarganegaraan, Penjasorkes.
Belum lagi akuntansinya, Manufaktur, Akuntansi Keuangan, Administrasi Pajak,
MYOB, dan lainnya.
Seharusnya
pelajaran regular itu tidak terlalu menuntut. Seenggaknya agak pasif lah, gitu.
Biar yang menonjol si materi jurusan ini. Itu menurut pikiran gue, sih.
Any
opinion?