Sunday, January 10, 2021

Mbah Kakung

Aku kecil sudah sering melihat kepalsuan dari banyak sekali manusia. Entah itu masuk dalam kategori keluarga, atau hanya orang yang sebatas kenal. Kata almh. Nenekku, orang itu outputnya ada dua (tentu saja dengan kalimat lain dalam bahasa jawa tapi intinya gitu). Lahir dan batin.

Lahir itu adalah sesuatu, sebuah, apapunlah pokoknya. Yang keluar dari mulut kita

Sedangkan batin, adalah sesuatu yang tersimpan di dalam hati masing-masing, dan tak akan pernah ada yang tahu. 

Itulah mengapa aku tidak menyukai manusia. Karena aku adalah tipe orang yang lebih suka mengamati keadaan sekitar, aku jadi tahu kalau semua orang itu hampir sama. Mereka di depan satu sama lain terlihat baik-baik saja, tapi ketika mereka berpisah dan bertemu orang yang lain, mereka akan membicarakan satu sama lain dari belakang.

Aku yakin semua orang pasti begitu.

Itulah salah satu alasan mengapa aku tidak suka banyak bicara ketika membahas tentang orang dan lebih diam.

Well, karena aku manusia, aku sadar juga aku pernah membicarakan teman atau seseorang juga sesekali. Makanya, aku nggak suka itu.

Aneh, kenapa aku malah nulis judul blog ini "Mbah Kakung", ya? Ah....... Mungkin karena aku sangat sensitif dengan sisi manusia yang satu itu, (apa yang dikatakan biasanya agak bertolak belakang dengan batinnya)

Aku cuma tahu aku punya 1 mbah kakung. Itupun bukan Mbah ku kandung. Well, its a long story kalau harus ku ceritakan dari awal.

Mbah Kakung ku itu sekarang, saat aku menulis ini, usianya sudah sangat sepuh. Dan kalau aku bilang sudah sangat, itu berarti memang betul-betul "sudah sangat sepuh". Entah kenapa aku jadi ingin menulis tentang beliau, mungkin karena kemarin beliau baru saja mengunjungi rumahku.

Jujur saja, aku sudah sangat lama tak pernah mengunjung beliau lagi, setelah lebaran yang tahun kemarin. Bukan apa-apa, aku ini anaknya memang canggung dan nggak suka bicara, jadi daripada berkunjung tapi terpaksa, aku memilih enggak mengunjungi saja.

Aku nggak pernah dekat dengan beliau. Tapi mungkin pas masih kecil, ketika aku masih belum sekolah, iya. Samar-samar aku punya ingatan beliau pernah berkunjung ketika aku masih minum susu pakai dot bayi.

Dan, well.. Mbahku sekarang ini sudah sepuh sekali. Kata orang-orang sih, usianya sudah 1 abad. Yaaa beliau udah nggak se-perkasa dulu juga sih. Pendengaran dan penglihatannya udah berkurang. Bahkan ingatannya pun juga samar-samar.

Dan aku masih tidak bisa percaya akan hal ini, tapi ketika aku mendengar suara beliau berbicara, aku selalu saja rasanya ingin menangis. Mungkin karena suara beliau se-menenangkan itu dan aku tahu, beliau kini sudah sepuh. Meski hati nurani ku sedikit, tapi aku juga bisa lemah pada hal-hal seperti itu.

Sebenarnya ada satu hal yang ingin ku tumpahkan, tapi kurasa ini lebih ke masalah personal beliau, aku tidak jadi membahasnya. 

Intinya, ada yang tidak sopan kepada mbah kakung ku, dan orang itu masih berhubungan keluarga dengan beliau. Ya, aku ikut sedih dan marah ketika mendengar itu. Tapi aku bisa apa? 

Aku kan cuma anak-anak.

Intinya, aku tahu tahu sih kalau manusia itu punya kurang dan lebihnya masing-masing, apalagi manusia punya ego dan nafsu.

Tapi, sungguh aku nggak tahu lagi kenapa manusia harus begitu.

Sehat-sehat terus untuk mbah kakung dan istrinya. Semoga selalu berada dalam lindungan Allah. Aamiin 

Sunday, January 3, 2021

Suara Rumah

Halloha Journey!


Apa arti rumah buatmu?
Teruntuk yang berselisih dengan anggota keluarganya, mereka menganggap rumah sebagai tempat yang dihindari.

Teruntuk yang dalam perantauan, mereka bimbang antara rumah dan tempat rantau mereka.

Rumah bagiku, adalah tempat pulang. Ketika seharian aku lelah dengan bersosialisasi, aku hanya butuh pulang. Aku ingin sendirian. Entah mengapa.

Namun, akhir-akhir ini aku menganggap rumahku sunyi. Kau tahu? Ketika segala ketakutan masa lalu perlahan-lahan merangkak keluar dari tempat yang sudah susah payah kukubur dalam-dalam.

Aku sering mendengarkan suara dari luar rumah.

Tawa anak-anak kecil yang bermain sepak bola di depan rumah, Teriakan Pak Sis mengusir burung penganggu yang ada di sawahnya (kau harus tahu suara beliau amat sangat keras), suara tetanggaku yang tengah membuat emping. Suara tumbukannya yang beradu sungguh khas terdengar di telinga.

Ya Allah, izinkanlah untuk sekali iniiiiii saja. Aku mohon kepadaMu untuk memberi kesempatakan padaku sekaliiiiiiiiiii lagi.


Kebisingan dalam Sunyi

 Halloha Journey! Sudah lama tidak curhat di sini. Jadi, langsung ingin curhat saja. Jadi, beberapa hari ini aku lagi suka nonton Jurnalrisa...