Saturday, September 26, 2020

Nemu di galeri

 Jadi, tulisan ini dibikin tgl 09 Juni 2019 tapi baru aing posting sekarang. huehehehehhe


Happy Ied Al-Fitr

Taqabbalallahu mina wa minkum!

Jadi, hari ini gue lagi-lagi mau ngeluh berat. Dan gue kepengen ngadu kalau beberapa dari kita setelah lebaran itu rata-rata pada sakit. Ada yang bilang gara-gara kebanyakan kue, gara-gara kebanyakan keliling dan makan. Dan banyak alasan lain yang menyudutkan para manusia yang sedang sakit setelah lebaran.

Gue pun yang biasanya setelah lebaran tuh seger buger dan tambah gemuk, tahun ini gue mesti sakit. Nggak tahu deh jelasnya karena apa. Kalau gue pikir-pikir lagi sih gue ketularan sama Ibu. Jadi, kronologinya begini, Ibu ku tuh dari malam takbiran udah bilang kalau tenggorokannya sakit. Panas dalam gitu, lah.

Alhasil malam takbiran gue habiskan dengan ngerokin ibu dan mijetin ibu sampai beliau tertidur pulas. Boring, sih. Tapi sebagai putri yang baik ya saya mengurus beliau. Terus hari pertama lebaran pun ibuku masih lumayan sakit gitu tapi beliau tahan sebisa mungkin karena musti otw.

Nah, hari lebaran kedua, sehabis Dzuhur, ibuku tepar nggak kuat. Alhasil karena gabut, ku habiskan setengah hari itu dengan ngemil apapun yang bisa gue mil *apadeh. Dan karena saya maruk, segala apa yang ada di rumah kucobain. Mulai dari mie gelas sampai gue bikin pop ice. Lalu, dengan kemarukanku, berakibatlah aku yang mulai bilang sama ibu, “Bu, kok tenggorokanku sakit, ya?”

Karma tak terbaca. Lebaran H+3 aku sakit. Biasanya kalau udah panas dalam pasti akan diikuti dengan demam dan batuk, pilek. Jadi, H+3 lebaran bener-bener kuhabiskan dengan ‘mati’ di rumah dan diurusin sama Ibu. Hari itu aku lumayan stres gitu, panik gegara H+4 udah mulai masuk kerja. Dan eyke nggak mau dong cuti. Jadi, disehat-sehatin sendirilah.

Alhamdulillah masih pilek dan batuk. Kalau aku sih ketika sakit itu yang penting badanku kagak meriang. Kalau cuman batuk sama pilek aku masih bisa handle. Tapi kalau meriang tu nggak enaknya nyerang sampai kinerja otak. Rasanya nggak bisa mikir dengan baik. Fokus otak hanya ke badan doang, gimana cara nyesuaiin suhu. Kan nggak enak bats.

Jadi, hari Sabtu aku sudah berangkat kerja. Dan dengan bahagianya (kampretnya), aku malah haid. Sungguh, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan? Dengan kepala serasa diiket dan badan agak meriang, aku survive supaya bisa kerja sampai sore. Alhamdulillah, otak nyampe digunakan kerja sampai sore.

Rencananya, hari Minggu itu akan kugunakan untuk ‘mati’ (lagi) di rumah. Karena badanku rasanya beneran kekuras gitu gara-gara sakit dua hari itu. Namun, ketika malam minggu, kawan baikku mengajak pergi lihat kembarannya (lumba-lumba). Sebenernya, aku juga kepengen banget sampe kebawa mimpi gitu pengen lihat lumba-lumba.

Jadi, ketika aku diajak sama kawanku ini, awalnya aku nolak dong *nggak nyambung. Capek bats sih aing. Namun dengan negosiasi ringan dan keputusan yang menggiurkan untukku (karena mau ditraktir makan). Akhirnya aku mengiyakan untuk nonton lumba-lumba.

Hati tenang dan senang. Tidur nyenyak dan menunggu hari Minggu tiba. Tidak ada firasat apa-apa. Hari Minggu tiba, namun, ketika mulai bangun tidur, kepala serasa berat, tangan nggak sengaja nyentuh hidung dan.... basah. Dan.... merah.

            Mampus. Mimisan.

Nggak panik, sih. Cuman langsung teriak bangunin Ibu dan minta tolong untuk metikin daun sirih di depan rumah. Huehehehehehe. Ya panik, dong! Orang udah lama banget kagak mimisan. Eh, mimisan lagi. Berkah lebaran dah.

Nggak kunjung mampet idung aing. Dari Subuh sampai jam 7-an masih begitu terus. Meler. Merah. Daun sirih penuh darah. Ganti baru. Meler lagi. Ampe lemes. Alhasil kagak pergi kemana-mana aku hari Minggu ini. Alhamdulillah tubuhku kekuras.

            Aku seriusan lemes.

So, yah. Itu curhatan menjijikkanku hari Minggu ini. Aku tahu kagak ada yang bisa dipetik dari cerita ini. Karena memang tujuannya hanya untuk nyampah dan cerita dan membuat memori.

            Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

            HAVE A NICE WEEKEND. AND ENJOY THE MOMENT OF LIFE!

           

Sunday, September 13, 2020

Yah...




Ayah, Do you miss me?
putrimu disini sudah hampir berkepala dua,
Aku sudah semakin besar
Tapi belum jua menuju dewasa, Yah
Maaf belum bisa jadi putri yang membanggakan untuk Ayah
Aku ngerepotin Ibu terus, yah
Kok ayah nggak pernah mau aku repotin juga?
Yah, aku rindu ayah...
Aku masih ada di sini, menunggu kakek kesini sama ayah
Aku sama ibu ada di sini.
Aku ingin ketemu ayah untuk yang terakhir kali. Aku ingin lihat wajah ayah
Apa ayah sama sekali nggak ingin tahu aku dimana? Aku lagi ngapain? Aku lagi sama siapa? Apa aku menjalani hidupku dengan baik?
Aku sekarang cuma berdua sama Ibu, Yah
Ayaaaahhhhh...
Ayah harus tahu kalau ayah bukan patah hati terhebatku lagi. Ada nenek yang jadi patah hati terhebatku, Yah.
Ayah dimana?
Ayah lagi apa?
Ayah sehat-sehat, kan yah?
Ayaahhhh...
Sini...
Cepet...
🥺🥺🥺

Friday, September 4, 2020

Suka Suka Saya

 Halloha Journey!

Jadi, hari ini aku ingin membagikan beberapa gambar / foto yang mewakili hal-hal dan tempat-tempat yang aku sukai. Tapi untuk postingan kali ini aku lagi malas nulis banyak-banyak. Hanya ingin membagi gambar bagus. Biar kalau lihat-lihat blog ada hal yang menyegarkan mata. Ehehehehe. Gambar dan foto hasil pencarian di Google dan Pinterest yak!

Saya belum ada kesempatan motret sendiri. Semoga suatu saat nanti bisa. Aamiin.

Selamat melihat-lihat!


Tujuan dan tempat yang diimpikan setiap umat. Dulu, ingin sekali bisa pergi kesini bertiga. Aku, ibuku, dan almh. Nenek. Tapi belum kesampaian, Nenek sudah berpulang. Semoga bisa kesampaian entah bersama siapa nanti. Aamiin.


Rasanya hati tenang sekali hanya melihat dari foto. Apalagi bisa benar-benar menginjakkan kaki di sana. Bismillah, bisa yuk!

Rasanya ingin masuk ke dalam gambar nggak, sih? Aku butuh tempat damai dan menenangkan untuk menyendiri seperti di gambar itu deh kayaknya.



Coklat! Aku tidak pernah bosan dan ngerasa eneg makan coklat banyak-banyak. Tapi abis makan coklat, jerawatan parah! 

Iya, tahu. Saya nggak bisa berenang. Tapi ingin sekali ikut menyelam gitu lihat terumbu karang. Indah banget nggak, sih? 

Universe Girl (You know i i love it)

Loh? Anda nggak perlu tanya kenapa saya mau pergi ke Disneyland! Semua orang juga mau, kalau gratis. Muehehehe...

Keju? Ya sukalah! Tapi untuk yang satu ini nggak terlalu suka banyak-banyak. Oh, tapi fun fact, aku sering ngemilin keju cheddar kalau ibuku beli. Iya, literally keju. Asin asin gitu. Tak makan kejunya doang. Hehehe

Jerman?! Oh, ya tentu dong mau kesana. Entah kenapa ingin sekali kesana. Terinspirasi dari kak Gita Savitri, nih. Jadi kepengen ke Jerman.

Aku Cinta Bumi. *5 menit kemudian, buang tissue di pinggir jalan. (Dasar manusia)

APAKAH SAYA MENGAGUNGKAN GALAKSI?
saya hanya mengagumi, mbak, mas. Saya bahkan tidak bisa membayangkan betapa Tuhan bisa menciptakan semua ini sedemikian baikNya. Saya lebih mencintai Yang Menciptakan.

Aku suka kucing, karena ibuku juga suka kucing. Mungkin kalau ibu pelihara kerbau, saya akan suka kerbau.

Quotes of the day:

"Sampai kapan kamu buat patah hati, Sampai kapan kamu memonopoli hati, Sampai kapan kamu buat terluka, Sampai disini, Kita akhiri semua ini."


DENGAN PENUH KASIH,





PEVITA PEARCE.




Sunday, August 9, 2020

Saya Masih Hidup

 Halloha Journey!

Ah, sudah lama sekali saya tidak posting di blog saya ini. Terakhir kali cek, aku update tanggal 25 Agustus 2019. Waaahh, dan sekarang tanggal 9 Agustus 2020. Suwi tenan rek ternyata aku vakum. Sebenernya, banyak sekali kejadian yang terjadi setahun ini. Banyak yang tidak tahu kalau ada hujan badai, panas gurun yang menyerang kehidupan saya. (Lebay sekali). Kalau memang banyak yang terjadi, lalu kenapa tidak pernah posting? 

Hm, pertanyaan bagus.

So, ada beberapa alasan mengapa blog ini banyak dihuni sarang laba-laba.




Alasan pertama adalah, laptop saya rusak. Iya, laptop saya tidak bisa nyala sama sekali. Alias metong. Laptopku menginap di tempat reparasi sampai kira-kira beberapa bulan (saya lupa, pokoknya lama banget). Tiap saya tanya sama mas-mas nya kapan laptopnya bisa diambil, beliau selalu bilang, "Belum jadi, mbak. Nanti dikabari lagi). Udah tiga kali aku nanya gitu dalam sebulan, dan jawabannya selalu sama. Jadi, aku nggak nanyain lagi/pasrah. Terpaksa nungguin dikabari duluan. Aku sampai parno takut kalau laptop ku parah banget atau kenapa-napa. Atau jangan-jangan tempat reparasi tersebut berkedok pencurian (nethink banget emang).

 Aku sendiri sampai lupa kalau laptopku lagi diperbaiki. Kadang nek di meja belajar ki ngerasa ada yang kurang gitu, ternyata laptopku nggak ada. Padahal lagi diperbaikin.  Feel empty. Untungnya, setelah sekian lama aku menunggu masnya (kayak pasangan yang lagi ditinggal  LDR). Akhirnya laptopku jadi juga. Keyboardnya rusak gais ternyata, jadi alasan kenapa reparasinya itu lama, karena nunggu onderdilnya dari pusat (opo seh). Pokoknya keyboard ku tuh diganti. Dan setelah sebulan tak pakai (belum pernah tak coba buat ngetik), aku baru tahu kalau ternyata bagian spasi di keyboard ku agak rusak. Kuampret. Sudah nunggu lama-lama, ternyata masih rusak. Jadi, bagian spasinya itu harus dipencet agak kencang gitu. Aku kan  nggak sabaran ya orangnya, apalagi kalau ngetik, pasti bagian spasi adalah bagian yang paling sering dipakai. Masakiyaakungetiknyakayakginiterus. Ya nggak enak dibaca kan ya? Tapi nek tak paksa pakai spasi aku sebel karena mencetnya harus kenceng banget. RIP kesabaranku.

 Akhirnya aku memutuskan update blog pakai hp wes. Tulisan cuilik cuilik kayak semut yo tetep tak pekso. Tak bela-belain pokoknya.  Perjuangan gais.

 Alasan kedua kenapa aku tidak update adalah, aku gak punya semangat menulis (mengetik maksudnya). Entah kenapa setiap ada masalah gitu, sebenarnya kepikiran untuk ditulis di blog supaya jadi pengingat. Eh malah setiap ada masalah cuma merenungi dan gulung-gulung di kasur sambil dengerin lagu-lagu korea (Jangan ditiru gais, hanya dilakukan oleh profesional). Wkwkwk. Tahulah kalau nggak punya semangat gitu malah beban rasanya kalau dipaksa dan aku nggak mau hasilnya malah jadi nggak maksimal. Makanya aku pilih tidak update sama sekali daripada tulisannya malah nggak jelas (hlo memang tulisan ku pernah jelas, ya?). *Mikir keras sambil kayang. 

 Meskipun di atas tadi aku bilang ada beberapa alasan,  ternyata setelah tangan dan otakku bekerja sama, hanya ada 2 alasan. *Ora konsisten tenan rek si Nanda iki. 

 Sebenarnya aku nggak vakum-vakum amat menulis. Karena eh karena aku juga update di second instagramku, Cluewithblue. Sengaja di Bold, Italic, dan tak garisbawahi, biar kalian yang baca pada follow. Uhuy! *Ekhem. Jadi, ya gitu. Iya sih pengikut ku cuma orang-orang yang tak kenal dan nggak terlalu banyak juga. Lagipula, tujuanku membuat second akun instagram tersebut hanya untuk kayak catatan pribadiku. Seru aja gitu kalau aku ingin flashback gitu aku tinggal buka akun itu dan bisa baca kembali kata-katanya dan ingat apa yang tak rasain saat aku menulis semua itu. Soalnya kan ada tanggal juga aku update nya kapan. Jadi, kayak lebih terorganisir aja. Apakah aku juga nulis di buku catatan pribadi? Kayak diary gitu? Jawabannya iya. Yaiya to. Kan ada beberapa hal yang suangat privasi yang aku kepengen hanya aku aja yang tahu. Jadi, tak keep buat diri sendiri aja. Kalau di cluewithblue biasanya keresahan-keresahan yang tak lihat dan tak alami sih. Lebih umum sifatnya.

Pegel aku ngetik di hp. Ya Allah, kudu reparasi laptop maneh iki. 

Intinya gitu. Update kali ini cuman mau say hello kalau aku masih hidup dan nggak ngebahas apa-apa. Mungkin selanjutnya aku bakal sering update karena entah kenapa lagi semangat dan ada beberapa ide yang menarik untuk ditulis. Semoga Rochma Nanda tidak mager dan semangat update. Aamiin.

Baiklah teman-teman, terimakasih sudah membaca.

Semoga kita semua bahagia dan sehat selalu. Aamiin. See you!



Sincerely,





Jennie blackpink.

Sunday, August 25, 2019

Nanda Being Herself


Halloha Journey!


Sebenarnya gue selalu bingung bagaimana seharusnya gue menulis untuk mengawali blog gue, karena gue orangnya paling nggak bisa untuk basa-basi dan nyari topik yang bagus. Meskipun hanya sekedar gue nulis blog. Karena, gue memang tipe orang yang nggak terlalu suka bercerita.

Sedari gue masih kecil (baca:piyik), ketika gue berkumpul bersama teman-teman sekolah, gue termasuk tipe manusia yang lebih banyak mendengarkan dan merespon sekenanya dan sedikit sekali bercerita (baca: figuran).

Kalau ibarat main film, gue hanya akan jadi tokoh sampingan. Yang munculnya sebentar dan dialognya nggak penting. Pasti kalau kalian tahu, gue orang yang pendiam banget. Bagaimana gue bersikap ketika bersama teman-teman gue dan apa saja yang gue bahas ketika bersama teman-teman gue hampir-hampir nggak ada arti yang mendalam. Just do our business and then finish.
Gue baru menyadari itu belakangan ini.

Kebanyakan orang yang lagi sama gue pasti kekurangan topik pembicaraan dan akan garing nggak tahu mau ngapain. Maka dari itu, entah kenapa gue hanya bisa mudah akrab dengan orang yang intensitas bicaranya lebih banyak dari gue. Coz, orang itulah yang akan memulai topik pembicaraan. Kalau gue ketemunya sama orang yang sama pendiamnya dengan gue, akan jadi.................... *krik *krik.

That's why, gue tidak memiliki circle pertemanan yang luas seperti kebanyakan orang. Teman yang benar-benar gue anggap teman bahkan bisa dihitung hanya dengan jari. Dan orang yang kenal sama gua pun nggak sebegitu banyak. 


Karena gue begitu pendiam dan tidak pintar showing my exspression, gue sulit sekali mendapatkan teman dan bergabung di lingkungan baru. Gue nggak tahu apakah gue mengidap anxiety atau apa. Tapi gue bener-bener tahu ada yang berbeda sama diri gue dengan kebanyakan orang lain. Dan masalahnya gue nggak tahu apa sebenarnya itu.

Kadang-kadang gue mikir, "Mereka tahu nggak, sih? Kalau gue ini memang berbeda dan perlu pendekatan yang berbeda. Tidak seperti kebanyakan orang." Ketika berada di suatu circle, kadang gue merasa gue bisa speak up, tapi entah kenapa pada akhirnya gue menjadi silent dan membiarkan pertemuan tadi let go gitu aja tanpa arti. 

Gue sempet mikir, apakah gue kurang love self dan nggak confident sama diri gue. Karena gue sadar kalau kadang gue berbicara "dengan menjadi orang lain" alias gue nggak menjad diri gue sendiri. Tapi entah kenapa kalau gue udah confident gitu, ya memang berhasil. Akan tetapi karena gue itu paling nggak bisa terlalu showing expression, energi gue rasanya terserap banyak. Kadang kalau habis berbaur sama orang banyak gitu gue sangat perlu diem di kamar dan nggak ngomong selama semalaman, itupun kadang rasanya charging gue terasa kurang. Dan masi lemes pagi harinya.

Biasanya hal kayak gitu disebut introvert. But, i'm feeling that my problem is more than just introvert. Its bigger than that.

Banyak sekali orang yang salah paham dengan gue pada awal pertemuan. Kebanyakan dari mereka mengira gue itu sombong. Gue melirik dengan mata yang tajam. And others.

I just want to say that gue nggak bermaksud untuk bersikap seperti itu. Memang, ekspresi gue sedatar dan sekeras itu sampai orang-orang pada salah paham sama gue. Gue nggak bisa menyalahkan mereka karena mereka memang nggak tahu bagaimana dirikuuuuuuuuuuuuuu.

Terus kalau ada yang merasa gue orangnya nggak asik, hehehhe... itu emang bawaan dari lahir. 
Tapi bukan berarti gue nggak bisa curhat dan bercerita panjang lebar. Kadang kalau bertemu sama orang baru yang nyambung sama gue, gue juga bisa cerewet dan terlihat seperti ekstrovert. Sayangnya, yang bisa nyambung dan paham sama kepribadian gue hanya sedikit. Eheee..

Gue itu kadang-kadang nggak suka sama orang-orang yang terlalu haha-hihi dan ngejokes nggak jelas. Padahal gue sendiri kadang kalau udah ketawa gitu kerasnya minta ampun dan jokes gue receh banget. Tapi gue akan begitu dan jadi diri sendiri hanya ketika sedang bareng sama orang-orang di circle gue sendiri. Kalau udah di circle baru, gue akan diem cep dan i'm like...
Damn, can i go out now?!

Iya, gua tahu kalau harus merubah diri. Masak iya akan terus seperti ini? 
Tapi ketahuilah, bagaimana otak dan hati saya bekerja.
Sangat bertolak belakang...........
Jadi, memang perlu waktu dan bener-bener harus dimulai dari hal yang terkecil.

Sebenarnya gue suka sekali meng-explore orang lain. I mean, melihat kepribadian dan bagaimana mereka bertingkah laku. Sangat seru. 
Kadang hal-hal yang gue explore terlalu mendetail dan melupakan hal yang penting. Maka dari itu kadang gue perhatian dengan hal nggak penting dan melupakan hal lain yang penting.

Because, my brain is too much thinking... *apaan sih
Otak gue kebanyakan mendem perasaan yang nggak bisa diekspresikan. Jadi, gue sulit mikir. Tapi, kalau gue udah di-notice, gue akan selalu inget dan nggak akan gue lupain.

Tahu, nggak? Bahkan ketika gue membaca ulang dari atas, gue tahu tulisan gue sangat terlalu random dan nggak nyambung. Jadi, ya bisa kalian nilai sendiri bagaimana kepribadian gue dari tulisan gue, bagaimana kelakukan gue sehari-hari...

Aku hanya mau bilang, bagaimanapun orang itu, mohon hargailah.
Kadang-kadang mereka punya suatu hal tersembunyi dari diri mereka.
Kamu nggak pernah tahu, apakah kamu sudah menyentuh hal tersembunyi itu.
Dan kamu juga nggak tahu, apakah yang kamu lakukan melukai hal tersembunyi itu atau tidak.

Jadi, tolong... Notice me berulang kali nggakpapa. 
Tapi dengan cara yang tidak menyakiti.

Karena sesuatu yang di dalamnya sudah keras, kalau lebih dikeraskan lagi, hanya akan hancur.
Karena berbeda orang, beda juga cara mereka bisa menyadarinya.

Dan aku, termasuk seseorang yang di dalamnya sudah keras.
Tapi kulitnya sangat rapuh....



NGGAK PENTING SIH TAPI MAKASI UDAH MO BACA.

Sekian.


OUT OF TOPIC
My black kitten Osju (Oscar Junior)
 I've lost my Oscar a month ago and my mom found this kitten that looks like Oscar. That's way, i give name Osju to this kitten.

This is Mocca. SHE'S BEING A MOM NOW WITH 4 CHILDREN. wkwkwk...



Me : SO FUCK*N WITH MY PERSONALITY



Sunday, August 18, 2019

Kerja' lembur bagai quda'

Assalamu'alaikum, Everybody!






So, yeah. Gua hanya mau meng-update mengenai perkembangan hidup gue. Ciyeilah, lagaknya. Wkwkwkwk. Perlu diketahui bahwa gue sudah lulus SMK semenjak hampir 4 bulan yang lalu. Dan gua nggak sempat untuk menulis mengenai hari kelulusan gue, sih.

Pun kagak ada foto apapun yang gua ambil ketika hari kelulusan. Ada, sih. Tapi beberapa hari setelah kelulusan, hp gue kan nge-hang mulu kalau misalnya dipake. Jadi, gue berinisiatif untuk mencoba me-reset hp gue. Dan dengan kepintaran gue, gue kagak nge-back up dulu semua data dan foto di hp gua sebelum gua back up. Jadilah seluruh data yang ada di hp gua hilang tak bersisa. Mulai dari nomor yang ada di kontak dan foto-foto, seluruhnya lenyap.

Dan gua baru menyesal setelah semua hilang. Uhuy, curcol.

Nah, jadi, gue udah kerja. IYA CUY KERJA. Finally, seorang Rochma Nanda yang manjanya nggak ketulungan ini akhirnya bisa kerja juga. Buat yang nanya gua kerja dimana, gua kerja di onlineshop gitu. Jadi Customer Service. Buat kalian yang mengetahui, jadi gualah yang menjawab banyak sekali message yang masuk ke akun toko online. Dan gua paling geli ketika harus memanggil customer dengan sebutan, "Kakak". Ya memang untuk beberapa orang panggilan itu biasa aja. Tapi, buat gue... BIG NO.

"Ready, kak. Silahkan diorder."
KAK?! KAK?!!!

Belum lagi ada banyak banget pesan-pesan yang aneh dari si pembeli.

"Kak, ini kok harganya mahal banget, sih?!"
"Kak, yang ini panjangnya berapa cm?"
"Kak, ini harga satu set atau per pcs?"
"Kak, ini cocok buat bayi cewek nggak?"

BODO DAH, BODO.

Udah gitu, kagak semua orang tuh yang nanya-nanya banyak akan beli. Ada pembeli yang nanya ampe sedetail ibu-ibu yang nanyain kenapa anaknya pulang malem. Eh, tapi ujungnya kagak jadi beli.
PADAHAL GUA UDAH SABAR BANGET JAWAB PESANNYA.

Huuuuhhhhhhhhh*buang nafas

Ya, udah selama 3 bulan ini gua bergulat dengan itu semua.
Dan yang unik lagi adalah, HAMPIR SEPARO ORANG DI KANTOR ADALAH ALUMNI SMK GUA.

I mean, gua udah 3 tahun gitu lihat dan tahu mereka. Terus sekarang ketika kerja gua harus ngelihat mereka lagi, gitu?! Gile lu, Ndro.

Ya akhirnya cuma bisa dinikmatin dan semangat kerja!

SEMANGAT NDA!
You can, I can, We can! FIGHTING!




Note:
Gue lagi gila denger lagu BTS-BOY WITH LUV
Apakah ini pertanda akhir zamaaaan?

Saturday, June 1, 2019

Ibu dalam Kacamataku

Pada malam yang hening ini, ditemani Mocca, kucingku dan juga segelas air putih. Aku ingin bercerita lagi. Kali ini aku akan menceritakan mengenai seseorang yang begitu ku cintai dan ku sayangi.







Ibu.


Aku ingin tahu, bagaimana kalian mendeskripsikan Ibu kalian? 
Apakah pintar memasak?
Pekerja keras?
Pintar menjahit? 
Penuh kasih sayang?
Pengelola uang yang baik?
Superhero?

Bagiku, Ibuku sangat istimewa. 
Tahukah kamu? Menceritakan tentang Ibuku lebih menguras emosi dibandingkan aku menceritakan hal lain. Karena Ibuku tidak seperti Ibu-Ibu yang lain. Ibuku berbeda. Ibuku Istimewa.

Untuk mendeskripsikan ibu, aku hanya bisa bilang kalau Ibuku itu...
Lebih suka membicarakan kucing daripada si tetangga ini beli kulkas dua pintu.
Ibu lebih suka melihat film kartun daripada menonton acara berita.
Ibuku lebih suka menyentuh snack bisvit selimut daripada menyentuh peralatan rumah tangga.
Ibuku lebih suka membeli banyak makanan ringan daripada peduli kelengkapan bumbu dapur di rumah masih atau tidak

Banyak orang yang memandang rendah Ibuku. Banyak sekali orang yang meremehkan, mencemooh, dan menganggap Ibuku aneh. Aku mengetahui itu semua. Bahkan dulu, Almh. Nenekku pun begitu. Namun, ia tidak pernah benar-benar membencinya. Buktinya, pesan beliau yang terakhir adalah "Nduk, kamu harus menempati rumah ini berdua sama ibumu. Yang rukun. Jaga Ibumu." 

Bahkan di ujung nafasnya, beliau yang sering memarahi Ibu, malah menyuruhku menjaga Ibuku.

Dulu, aku pun meremehkan Ibu. Aku sering marah kalau Ibuku tertawa dan bermain bersama anak-anak kecil di desaku. Aku pernah marah melihat Ibuku pergi ke sungai mencari ikan bersama anak-anak kecil. Aku pernah marah ketika tahu Ibu membeli barang-barang mainan yang tak berguna. 

Namun, kali ini aku sadar. Memang ada yang berbeda dalam jiwa dan psikis beliau. Tidak. Tunggu. Jangan pernah menganggap beliau aneh. Jangan pernah memandang beliau remeh. 

Setidaknya..

Ibuku tak pernah menyakiti hati orang lain. Ibuku tak pernah berkata kasar pada orang lain. Ibuku tak pernah tega berkata "tidak" ketika ada orang lain yang meminta tolong padanya. 

Dulu, ketika pertama kali aku sadar kalau Ibuku berbeda... Aku marah. Entah marah pada Ibu, marah pada takdir, bahkan juga lagi-lagi aku marah dengan Tuhan. Mengapa aku tidak boleh merasakan apa yang namanya 'normal' dalam sekejap saja? Mengapa aku harus lagi, lagi dan lagi mengalami hal abnormal yang tidak dialami oleh orang-orang di sekitarku?

Namun, apa kau tahu? Semarah apapun aku kepada sifat istimewa Ibuku...
Aku juga merasakan sakit ketika orang lain banyak yang membicarakan Ibu di belakangku.
Tentang keanehan Ibuku. Mereka hanya membicarakan Ibu tanpa ingin tahu apa dan kenapa Ibu menjadi seperti itu. Mereka hanya melihat apa yang terlihat di luaran saja. Mereka tidak pernah mau tahu dan tidak mau peduli bagaimana perasaan ku sebagai ANAKNYA ketika mendengar Ibuku dikatai "Bodoh" dan "Aneh".

"Makanan tinggal dibawa, kok bodoh banget, sih?!"
"Cara ngulek sambel tuh nggak gitu, Bodoh!"
"Masak sayur gitu aja nggak bisa! Bodoh kamu!"

Bayangkan, ada orang yang berkata seperti itu kepada Ibumu, 
DI DEPAN KAMU, ANAKNYA!

I know that my mom is different. My mom is special. But, you can't treat my mom as you wish. 
My mom has her own world. And don't bother her.

Aku sungguh sakit hati! Aku sudah susah payah melakukan penerimaan. Susah payah mencintai Ibu dengan segala sifat istimewa yang ia punya. Meruntuhkan rasa malu agar berubah menjadi rasa bangga karena mempunyai Ibu yang cintanya tulus untukku. 

Lalu dengan mudahnya mereka mengatai Ibuku "Aneh" di depan ku?!

Hati anak mana yang tega mendengar kata tersebut ditujukan kepada IBUNYA?

Rasa dalam jiwa, ingin sekali aku sebagai anaknya membalas berkata kasar pada orang-orang itu. Ingin sekali aku memukuli mereka yang berkata seenaknya tentang Ibu. Ingin aku membela Ibu. Penerimaan yang kulakukan sudah susah payah, dan mereka dengan beraninya menilai ibuku seenaknya?! Maka, aku hanya diam. Membiarkan mereka berkata sesuka hati. Biarkan Tuhan yang membalas.

Setelah aku dan Ibuku tinggal berdua, Ibu berubah. Ia mulai seperti Ibu-Ibu lainnya di mataku. Ia menyiapkan sarapan untukku. Mencuci bajuku. Menyapu rumah. 

Ia sudah berusaha keras menjadi pengganti almh. Nenek.

Dan menurut kacamataku...
Ibu berhasil menjadi Ibu yang baik untukku. Ia juga menjadi Ayah pelindung bagiku. Menjadi Kakak pendengar yang baik untukku. Bahkan, ia menjadi Adik yang siap kujahili kala merasa bosan.

 DAN AKU BANGGA MENJADI ANAK IBU.

Aku tahu kalau ada yang tidak sengaja berkata kalau, "Ma, kok Ibumu agak aneh, ya?" Tidak apa-apa. Aku lebih dari sekedar mengerti. Aku tak marah. Karena kau baru pertama kali bertemu Ibuku dan aku tak bisa menyangkal kalau apa yang kau katakan memang benar. Tebakanmu tentang Ibuku tidak salah. Memang seperti itu adanya.

Yang kuharapkan adalah, setelah kau tahu bagaimana Ibuku, ku mohon bersikaplah biasa saja. Bicaralah pada Ibu tentangku saja. Ia lebih banyak tahu tentangku dan lebih bersemangat ketika menceritakanku. Atau bicaralah tentang kucing di rumah kami. Ibuku akan sangat antusias menjawabnya. 

Anggaplah Ibuku sebagai teman. Jagalah perasaanku, sebagai anaknya. Dan yang terpenting adalah hargai Ibuku.  

Kalau dipikir-pikir lagi, aku ini terlalu keras pada orang-orang yang sering membicarakan Ibu.
Haha.. Bahkan Ibu tak pernah peduli pada omongan orang. Ibu tak pernah memperlihatkan rasa tidak sukanya. Tidak sepertiku.

Aku selalu salut dengan Ibu yang selalu merasa baik-baik saja dan tidak apa-apa di balik ini semua. Karena aku tahu, Ibu sangat berusaha agar aku tak terpuruk setelah aku kehilangan Nenek. Ibu adalah wonderwoman kedua dalam hidupku. Tak akan pernah kubiarkan orang lain mencemoohnya.

Mengatainya 'Bodoh', 'Aneh', ataupun lainnya.

 Tidak. Aku tak pernah malu mengakui Ibu yang mempunyai sifat istimewa. Meskipun aku tahu, masyarakat di lingkunganku pasti semua sudah pernah membicarakan Ibu, tapi tak apa.

Bukankah sudah kebiasaan kita sebagai manusia untuk melihat apa yang ada di luar saja? Tanpa mau bertanya.

Iya, iya.

 Pasti kamu mau bilang, "Kami kan nggak akan pernah tahu seperti apa perasaanmu kalau kau tidak memberi tahu kami."
Iya, itu juga dilema. Karena tak mungkin juga setiap hari aku harus menebarkan keresahan ku pada semua orang yang belum mengenalku dan belum mengetahui tentangku.
 Jadi, aku menulis.

Entah siapapun yang membaca dan paham, aku tetap bersyukur untuk itu. Setidaknya ada 1 atau 2 orang yang paham dengan apa yang ku rasakan. Itu cukup.

Tentang Ibu, aku bangga pada perubahannya.

Aku mencintainya. Selalu.







Kebisingan dalam Sunyi

 Halloha Journey! Sudah lama tidak curhat di sini. Jadi, langsung ingin curhat saja. Jadi, beberapa hari ini aku lagi suka nonton Jurnalrisa...